img

ilustrasi (Foto: braininjury)

Jakarta, Setiap orang membutuhkan stimulus yang baik agar otak bisa berkembang secara optimal. Namun otak manusia sebenarnya lebih menyukai segala sesuatu yang berbentuk gambar dan berwarna.

Otak memainkan peranan yang penting, karena di dalam organ ini terdapat pusat dari berbagai aktivitas manusia dan salah satunya berhubungan dengan kecerdasan. Kecerdasan seseorang itu tidak menetap, karena jika seseorang terus mendapatkan stimulus yang tepat maka kecerdasan ini bisa meningkat.

“Otak manusia itu lebih suka dengan segala sesuatu yang bergambar dan berwarna. Karena gambar bisa memiliki sejuta arti sedangkan warna akan membuat segala sesuatu menjadi lebih hidup,” ujar Bobby Hartanto, MPsi dalam acara konferensi Smart Parents Membantu Orangtua Gali Potensi Anak Pada Golden Periode di Annex Building Wisma Nusantara Complex, Kamis (22/7/2010).

Nah, karena otak lebih suka gambar dan warna, sebaiknya buku untuk anak-anak jangan yang berisi banyak kata-kata, tapi berisi gambar yang dilengkapi dengan warna-warna agar lebih menarik.

Dengan membuat poster yang dilengkapi dengan kata-kata positif anak akan lebih mengerti. Misalnya jika ingin mengajarkan anak disiplin, buatlah gambar binatang yang sedang mengantre lalu berilah tulisan ‘Antri Yuk’. Orangtua dapat membuat poster sendiri sesuai dengan tujuannya apa dan bisa ditempel di kamar sang anak.

“Semakin banyak rangsangan tepat yang diterima oleh anak, maka anak akan semakin baik dalam mengingat. Serta koneksi antar neuron akan semakin banyak dan struktur otak akan rapat,” ungkapnya.

Untuk memperkuat koneksi antar neuron yang sudah ada, maka harus dilakukan pengulangan sesering mungkin agar koneksi tersebut semakin kuat. Jika otak tidak dirangsang, maka koneksi yang sudah terbentuk bisa saja menjadi runtuh.

“Agar otak bisa berkembang dan mampu mengolah informasi secara optimal, maka orangtua harus memahami bagaimana cara anak belajar, menyerap dan mengolah informasi sehingga bisa memberikan stimulus yang tepat,” ujar Bobby.

Bobby menambahkan 5-10 menit sebelum anak jatuh tertidur adalah waktu yang tepat untuk mengingat atau menanamkan nilai-nilai tertentu. Karena pada saat tersebut ada gelombang tetha di otak mampu mengingat dan menyimpannya sebagai memori jangka panjang.

Sumber: Health.Detik.Com

Jenazah yang sudah teridentifikasi dijemput oleh keluarga.
Hal tersebut dikemukakan oleh Deputi Direktur Eksekutif International NGO Forum on Indonesia Development (INFID) Dian Kartikasari dalam siaran persnya yang diterima Kompas.com, Kamis (18/9) di Jakarta.

Menurut Dian, meningkatnya jumlah masyarakat pemburu zakat disebabkan kebijakan kenaikan harga BBM oleh pemerintah, konversi minyak tanah ke gas, dan dihapuskannya kendali pemerintah terhadap harga pokok pangan sebagai konsekuensi dari perjanjian utang.

Ia meminta program dan kebijakan yang dilakukan pemerintah selama ini dihentikan karena dinilai telah gagal. “Realitas meningkatnya jumlah kaum fakir miskin menunjukkan bahwa program-program dan kebijakan yang dilakukan pemerintah selama ini, yang berasal dari proyek utang, terbukti gagal mengatasi kemiskinan,” katanya.

Berkaitan itu, pemerintah dinilai telah melanggar konstitusi karena telah melakukan pembiaran terhadap tidak terpenuhinya hak atas hidup yang layak dan penelantaran terhadap kaum fakir miskin. Setidaknya, menurut Dian, pemerintah melanggar UUD 1945 dan UU No 11/2005 tentang Ratifikasi Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya, khususnya pasal 11 dari Konvenan Hak Eksosbud.

“Pelanggaran yang dilakukan oleh pemerintah tersebut juga menjadi petunjuk awal kemungkinan kegagalan Indonesia mencapai MGD,” kata Dian. (C13-08) 

 

JAKARTA, KAMIS —Meningkatnya jumlah pemburu zakat di Indonesia merupakan potret dan indikator riil kemiskinan di Indonesia. Program dan kebijakan pemerintah dinilai telah gagal mengatasi kemiskinan.

Meski arus mudik belum mencapai puncaknya, namun calo tiket di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, sudah gencar melancarkan aksinya. Tak pelak, sejumlah pemudik pun dibuat resah karena kehabisan tiket.

Oktavianus Budi, 32, menuturkan, Rabu (17/9), ia bermaksud memesan tiket kereta Taksaka jurusan Jakarta–Yogyakarta untuk keberangkatan Kamis (25/9), tapi tiketnya sudah ludes terjual. Merasa tak mungkin memaksakan diri, Budi pun memutuskan pulang.

Namun, ketika ia sampai di pintu keluar seseorang menghampirinya dan tanpa ragu-ragu menawarkan tiket yang diharapkan Budi dengan harga Rp 400 ribu. Tak mau pusing, Budi pun membayarnya. Padahal, tiket tersebut harga normalnya hanya Rp 350.000. “Dari pada ngga bisa pulang, mending saya beli aja,” ujar Budi seraya menunjukan tiketnya.

Sutjipto, 40, salah seorang sopir taksi yang kerap mangkal di stasiun Gambir pun membenarkan maraknya calo tiket di Stasiun Gambir. Menurutnya, para calo tersebut terorganisir secara rapi, jadi tidak begitu kehilatan berkeliaran. Sehingga dapat mengelabuhi petugas.

Biasanya para calo tiket itu membeli tiket jauh-jauh hari sebelumnya. Mereka pun tahu tanggal kerangkatan yang diburu pemudik. Sehingga, tak mustahil tiket dengan tanggal keberangkatan tertentu sudah habis terjual. Selain membeli langsung ke loket, para calo tersebut juga menampung tiket dari calon pemudik yang membatalkan keberangkatannya.

Sedangkan cara menjualnya bermacam-macam modus, misalnya mengikuti calon pemudik hingga ke luar stasiun, ada yang sengaja mengajak calon pemudik ke tempat sepi dan ada pula yang menawarkan ke pemudik sebelum masuk ke lokasi stasiun.“Caranya macam-macam, yang penting kelihatan aman saja,”kata Sutjipto.

Menanggapi maraknya calo tiket ini, Akhmad Sujadi, Kepala Humas PT KA Daop I, mengaku, selama ini PT KA telah berusaha memberantas peredaran calo di stasiun-stasiun. Karena itu, ia juga mengharapkan peran serta masyarakat untuk tidak memanfaatkan jasa calo. Kalau perlu dilaporkan kepada petugas. “Kita sudah berupa maksimal contohnya kalau ada yang menangkap calo kita beri imbalan yang besar, ini butuh peran serta masyarakat juga,” jelas Sujadi.

Ia menegaskan, mulai tanggal 20 September mendatang, para calo di Stasiun Gambir dipastikan tidak dapat berkutik. Sebab, selain akan ditingkatkan penjagaan, petugas tiket juga akan memeriksa kesesuaian antara nama dalam tiket dengan yang tertera di Kartu Tanda Penduduk (KTP). “Bagi mereka yang namanya tak sesuai dengan tiket, maka tidak akan mendapatkan asuransi,” jelasnya.

Ia menjelaskan, Mabes Polri juga telah mendukung upaya PT KA memberantasan calo tiket di DKI Jakarta. Dan hingga kini tercatat sudah 2 calo yang ditangkap.

 

 

Penulis: agus

Sumber: didit

Jakarta – Banyaknya virus komputer memaksa pengguna menginstall anti virus handal. Hanya saja, kewaspadaan patut ditingkatkan karena para pakar keamanan komputer mengeluarkan peringatan berkenaan dengan banyaknya peredaran program anti virus palsu.

Aplikasi palsu tersebut dengan cerdik dideskripsikan sebagai anti virus terpercaya, lengkap dengan pop up peringatan bahwa sistem pengguna terinfeksi. Percaya saja bahwa anti virus itu asli, sebagian pengguna kemudian membelinya secara online lalu menginstallnya. Namun sial, anti virus palsu itu tidak dapat difungsikan.

“Kehilangan uang untuk sebuah program palsu sudah cukup buruk. Namun para korban masih berpotensi terkena kerugian lebih banyak lagi,” papar Macky Cruz dari biro keamanan Trend Micro.

Macky Cruz menandaskan bahwa bisa saja para penjahat cyber juga mendapat informasi kartu kredit yang dipakai konsumen saat bertransaksi. Mereka pun bisa menyikat uang korban dengan leluasa.

Salah satu aplikasi keamanan palsu baru yang ditemukan Tred Micro bernama WinAntispyware 2008. Sedangkan pihak Sunbelt Software juga menemukan aplikasi
palsu bernama Windows AntiVirus, Windows AntiVirus 2008, AntiVirus Lab 2009 dan Antispyware Pro XP.

Terkait fenomena ini, lembaga  Computer Emergency Response Team (CERT), Amerika Serikat, pun menyarankan agar pemakai internet hanya menginstal software keamanan komputer dari vendor terpercaya saja. Demikian seperti dilansir Vnunet dan dikutip detikINET, Kamis (18/9/2008).

Fino Yurio Kristo – detikinet

Ilustrasi narkoba

MEDAN, RABU – Lebih dari 60 persen pengguna narkoba di wilayah Sumatera Utara adalah usia 6-25 tahun, yang notabene merupakan pelajar dari  siswa sekolah hingga mahasiswa.
Direktur Pusat Informasi Masyarakat Anti Narkoba Sumatera Utara (Pimansu), Zulkarnain Lubis, di Medan, Rabu (3/9), mengatakan, angka tersebut didapat dari pengujian yang dilakukaan terhadaap 2.144 orang usia sekolah secara acak dan hasilnya ditemukan sebanyak 1.436 orang terindikasi telah menggunakan narkoba.

Tingginya angka anak usia sekolah pengguna narkoba, sedikit banyaknya diakibatkan buruknya komunikasi antara orang tua dan anak.Akibatnya anak tidak mendapatkan pendidikan yang cukup mengenai bahaya dari zat adiktif tersebut.

“Komunikasi yang kurang baik membuat anak enggan menyampaikan kepada orang tua jika terlibat sebagai penggunaan narkoba, akibatnya anak akan terjerumus semakin dalam di dunia narkoba,” katanya.

Dari hasil penelitian yang dilakukan,tambahnya, ditemukan fakta bahwa sebab lain anak menjadi pengguna narkoba karena besarnya angka kekerasan di dalam rumah tangga.

Sehubungan itu, demi mengantisipasi bertambahnya jumlah anak usia sekolah yang menjadi pengguna narkoba, Pimansu mengusulkan dibentuknya suatu wadah yang akan mendidik siswa tentang bahaya narkoba.

Melalui wadah tersebut, nantinya diharapkan akan menyampaikan dan menyebarluaskan kepada siswa tentang bahaya penggunaan narkoba.  Terkait proses hukum, ia mengatakan, di dalam ketentuan UU No 22 dan UU No 5 tahun 2007 tentang narkoba dan psikotropika, disebutkan bahwa pengguna narkoba tidak menjalani proses hukum, namun diwajibkan menjalani proses rehabilitasi ditempat yang telah ditentukan dengan tujuan agar terlepas dari pengaruh narkoba.
AC
Sumber : Antara